Makaryo Ning Desa, Desa Hebat dengan tema “Keperantaraan Pasar” & Launching Program “Dapur Cinta” untuk Mengatasi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Mulai awal tahun 2023 Pemerintah Kabupaten Trenggalek Makaryo Ning Deso atau bekerja di desa. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Rabu setiap minggunya yang diikuti oleh seluruh OPD untuk mendekatkan pelayanan publik langsung kepada masyarakat di desa. Selain itu, bertujuan untuk menginventarisir masalah dan juga menyelesaikan on the spot saat itu juga.

Hari rabu pada minggu pertama bulan juli (5 Juli 2023), Bappedalitbang menjadi Pic kegiatan Makaryo Ning Desa, Desa Hebat “Mening Deh” di Desa Sukowetan Kecamatan Karangan dengan tema Keperantaraan Pasar. Dipilihnya tema tersebut karena sejak 2022 Desa Sukowetan merupakan salah satu lokasi di Kabupaten Trenggalek yang dipilih sebagai pelaksanaan program keperantaraan pasar dengan komoditas yang dikembangkan adalah Ikan Patin. Untuk memperkuat dan menjaga kesinambungan keperantaraan pasar dengan komoditas Ikan Patin di Desa Sukowetan, pada kegiatan Mening Deh sekaligus dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Berkah Patin Sukowetan, PT. Tri Sukses Mitra Mandiri sebagai Mitra Swasta/Offtaker Ikan Patin yang diketahui oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek dengan Kepala Desa Sukowetan.

Pelaksanaan Mening Deh di Desa Sukowetan dihadirkan secara spesial  karena bersamaan dengan Launching Program “Dapur Cinta” yang merupakan inovasi progresif Ketua TP-PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini untuk membantu mensukseskan visi misi Pemerintah, utamanya dalam mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Trenggalek. Kegiatan Dapur Cinta merupakan bentuk penyempurnaan Program Sareng Masak Sama (SMS) dengan tujuan tidak hanya mengedukasi masyarakat untuk memasak akan tetapi juga mengimplementasikan beberapa resep masakan bergizi yang kemudian dibagikan langsung ke masyarakat. Mas Ipin sapaan Bupati Trenggalek menambahkan agar Dapur Cinta Plus dapat sekaligus menurunkan 2 indikator yaitu Penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem dimana kurang lebih dari 40% orang yang masuk data miskin ekstrem di Kabupaten Trenggalek  adalah masyarakat Trenggalek yang tidak lagi berusia produktif (lansia). Sebagai upaya untuk mengintervensi sekaligus lansia Mas Ipin memberikan nama Dapur Cinta Plus.

Melalui Dapur Cinta Plus berikut peran dan langkah pemerintah untuk penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem yaitu:

  1. Penempatan lokasi Dapur Cinta Plus dengan menentukan lokasi yang strategis untuk pembuatan pos Dapur Cinta Plus, kemudian menentukan penanggung jawab dapur cinta dan melibatkan ibu-ibu PKK serta karang taruna untuk mengantarkan makanan untuk stunting, ibu hamil, balita miskin ekstra dan lansia khususnya lansia dengan kondisi miskin ekstrem.
  2. Untuk mengimplementasikan Dapur Cinta Plus diperlukan kekuatan dan tenaga gotong royong dari masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat dapat berkontribusi dengan memberikan bantuan misalnya iuran beras sayur, memberikan beras atau bahan pokok 1 gelas.
  3. Bekerja sama dengan Baznas
  4. Bekerjasama dengan CSR misalnya untuk membuat stiker yang dilengkapi dengan ceklist bantuan dari pemerintah yang pernah diperoleh. Tujuan diperlukan stiker adalah untuk ditempel pada rumah-rumah yang sudah menerima bantuan agar pemerintah dapat mengetahui bahwa rumah tangga tersebut sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, tegas Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, Rabu (05/07/2023).

Di kesempatan yang sama, Ibu Novita Hardini, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek berpesan “Agar setiap desa dan kelurahan bisa membuat pos-pos dapur cinta yang bergotong royong dengan ibu-ibu PKK dan masyarakat untuk mendistribusikan setiap harinya makanan bergizi untuk stunting, ibu hamil, balita miskin ekstrem dibawah usia 2 tahun dan lansia khususnya lansia dengan kemiskinan ekstrem, dengan adanya pos-pos dapur cinta agar masyarakat dapat merasakan kehadiran dari pemerintah, merasakan kasih sayang dari pemerintah dan dapat menekan angka stunting dari saat ini 6 persen sampai dapat turun menjadi 0 persen”.

(dok/bidangperekonomian&SDA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.