Musrena Keren, Upaya Wujudkan Impian Trengalek Lebih Inklusif dan Responsif Gender

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin berfoto bersama Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek Novita Hardini, SE., Sekretaris Daerah Ir Joko Irianto dan para Gender Champion, Kamis (12/03)

Menuju pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Trenggalek 2020, Badan Perencanaan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Trenggalek pada tanggal 12 Maret 2020 lalu menggelar Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya (Musrena Keren).

Digelar di Pendapa Manggala Praja Nugraha, musyawarah ini diperuntukkan khusus untuk menggali aspirasi para perempuan, anak, penyandang disabilitas dan kelompok rentan, yang mungkin belum tersampaikan di proses musrenbang. Sebelum dibuka oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Musrena Keren sebelumhya juga telah dilaksanakan di masing – masing kecamatan se Kabupaten Trenggalek.

Program Manager KOMPAK provinsi Jawa Timur Agus Sarwo Edi mengapresiasi Musrena Keren Trenggalek yang menurutnya benar – benar keren. Karena dari demografi penduduk di Indonesia lebih banyak perempuan, diantaranya juga anak – anak dan diantaranya juga para penyandang disabilitas yang mereka semua punya permasalahan yang harus diakomodir dalam perencanaan pembangunan. “Ketika di kota daerah lain masih membicarakan masalah – masalah ini, Trenggalek sudah melangkah mencari solusi,” ucap Agus Sarwo Edi.

Dilanjutkan dia, setelah pelantikan kades dengan pemilihan serentak di 2019 lalu, KOMPAK mendampingi 126 desa di Trenggalek untuk merumuskan RPJMDes yang lebih inklusif, dengan memperhatikan hak anak, perempuan dan penyandang disabilitas dalam perencanaan pembangunan di desa.

Bupati Trenggalek Nur Arifin menyampailan Musrena Keren merupakan satu langkah upaya untuk mewujudkan impian Trenggalek yang lebih inklusif. Dia menguraikan berbagai kekurangan pemenuhan hak baik untuk anak, perempuan dan disabilitas. Mulai dari pendidikan termasuk transportasi pendukungnya, juga fasilitas umum, sehingga untuk pembangunan infrastruktur juga harus responsif kebutuhan perempuan dan disabilitas.

“Kita lihat pembangunan untuk alun – alun habis berapa miliar, memang benar ada pintu masuk khusus untuk penyandang disabilitas, tapi begitu masuk kondisi di dalam alun – alun naik turun, jalan becek ini menyulitkan. Untuk toilet umum juga jangan hanya bagi laki – laki dan perempuan, tapi juga bagi disabilitas dipermudah aksesnya. Saya ingin di 2021 nanti prmbangunan kita responsif anak, perempuan dan disabilitas,” tegas bupati.

Pada kesempatan kemarin juga diberikan penghargaan Musrena Keren Award bagi gender champion bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, pelayanan publik, kesehatan, lingkungan, pembedayaan disabilitas, literasi gender dan bidang sosial. Juga penghargaan bagi empat kecamatan penyelenggara Musrena Keren terbaik yaitu Kecamatan Tugu, Kecamatan Dongko, Kecamatan Bendungan dan Kecamatan Munjungan.

Menambah wawasan, kemarin juga digelar diakusi panel dengan narasumber Ridho Jusmadi, SH,MH selaku Direktur JPIP, Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek Novita Hardini, SE, dan aktivis disabilitas Iwan Dwi Kristanto. Acara juga meriah dengan hadirnya Dany Aditya, penyandang disabilitas yang beraksi stand up comedy. Untuk mewujudkan kota ramah anak untuk jurnalisme, berlangsung juga penandatangangan komitmen ramah anak oleh para jurnalis.

Akhirnya, setelah dibuka bupati, Musrena Keren berlangsung, sidang diskusi dibagi dalam tiga kelompok, yaitu kelompok perempuan, kelompok anak dan kelompok penyandang disabilitas dan rentan. Dilanjutkan pleno merumuskan isu – isu yang akan diusulkan dalam Musrenbang Kabupaten Trenggalek 2020, yang akan segera diselenggarakan pada awal April ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.