BAPPEDALITBANG SELENGGARAKAN FGD PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

Oleh : Alqoma Subkhi (Fungsional Perencana Ahli Pertama)

“Masterplan ini menjadi hal yang sangat penting sebagai acuan OPD teknis dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk pengembangan ekonomi masyarakat Trenggalek”

-Emy Mardiyati, M.A.P-
Suasana Focus Group Discussion(24/06/19) yang dipimpin kepala bidang perencanaan perekonomian (Ir. EMY Mardiyati, M.A.P) dengan narasumber dari Konsultan Perencana Masterplan Industri Pemindangan,

TRENGGALEK – Senin (24/06/19) Bappedalitbang bersama Konsultan Perencana menyusun masterplan industri pemindangan ikan. Bertempat di Aula Arjuna. Bidang perencanaan perekonomian melakukan Focus Group Discussion dengan agenda utama “Pembahasan Laporan Akhir Masterplan Sentra Industri Pemindangan Ikan Bengkorok Kecamatan Watulimo”. FGD dihadiri oleh pejabat berwenang yang membidangi aspek perindustrian, perikanan, pertanahan, kebersihan dan perwakilan OPD lainnya.

Pada rapat tersebut, Emy Mardiyati selaku Kabid Perencanaan Perekonomian Bappedalitbang menyampaikan “Masterplan ini menjadi hal yang sangat penting sebagai acuan OPD teknis dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk pengembangan ekonomi masyarakat Trenggalek”.

Desain Kawasan Sentra Pengolahan Ikan Bengkorok dengan layanan utama pemindangan, pengolahan dan pengalengan ikan

Dalam kesempatan yang sama, konsultan perencana dalam penyusunan masterplan ini menjelaskan bahwa “Strategi optimalisasi sentra pemindangan dilakukan melalui Kawasan Industri Pengolahan Ikan Bengkorok dengan layanan utama yang berupa sentra pemindangan ikan, sentra pengolahan ikan kering, sentra pengalengan ikan & petis yang berstandar higienis dan ramah lingkungan”. Selain sebagai kawasan industri, dalam masterplan tersebut juga direncanakan akan terdapat beberapa fasilitas pendukung seperti Rest Area, Pusat kuliner ikan, Show room produk olahan ikan & UKM lokal, Masjid dan Kantor koperasi.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kelembagaan dan estimasi biaya kawasan industri pengolahan ikan. “Koperasi menjadi lembaga yang dirasa sesuai untuk menjalankan manajemen pengelolaan kawasan dengan tetap berkaidah bisnis yang mandiri dan mampu mensinergikan pemerintah dan pengusaha. Dari perhitungan yang dilakukan, biaya pembangunan kawasan tersebut diestimasikan sekitar 45,3 Miliar rupiah ” Tutur konsultan perencana dalam pemaparan hasil analisisnya.

Rapat juga mengakomodir usulan dari OPD, seperti saran pengaturan lokasi penjemuran jaring nelayan, penataan tata ruang lokasi kawasan dan aspek teknis lainnya, dan sekitar pukul 15.45 rapat ditutup oleh kabid perencanaan perekonomian.(ai)

(Ed: Stafbid Perencanaan Perekonomian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.