Dialog Publik Kepemudaan dan Pengentasan Kemiskinan- Mewujudkan Collaborative Governance dalam Pengentasan Kemiskinan

Kepala Sub Direktorat Analisis Data dan Pemetaan Penduduk Miskin Kementerian PPN /BAPPENAS, Widaryatmo menyampaikan paparan mengenai Kondisi Kepemudaan dan Kemiskinan di Kabupaten Trenggalek pada acara Trenggalek Innovation Festival di Pendhapa Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Jumat (22/11).

Masalah kemiskinan menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan pemerintah Trenggalek. Memasuki era millenial, pemuda menjadi ujung tombak perubahan, salah satunya berkontribusi dan bersinergi untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

Di sela – sela Trenggalek Innovation Fest (TIF) 2019 kemarin (22 November 2019 digelar Dialog Publik : Kepemudaan dan Pengentasan Kemiskinan. Empat narasumber dihadirkan yaitu Kepala Sub Direktorat Analisis Data dan Pemetaan Penduduk Miskin Kementerian PPN /BAPPENAS Widaryatmo, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Trenggalek Muh. Izuddin Zakki,
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Pemuda Muhammadiyah Trenggalek Gunawan dan Ketua IST Bambang Puji Susilo.

Widaryatmo yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan tentang data kondisi kepemudaan dan kemiskinan di Trenggalek. Yang salah satunya masih minimnya tingkat pendidikan sampai ke perguruan tinggi yang bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah dan atas.

“Dan ternyata dari data pengangguran, ternyata masih di usia muda, usia 20-24 tahun. Pertanyaannya ada apakah tidak ada lapangan pekerjaan? Lalu pertanyaan lagi bagaimana peran pemuda untuk mengentaskan kemiskinan, sementara pemudanya sendiri masih miskin?,” ucap Widaryatmo berusaha memantik diskusi.

Dia juga menunjukkan hasil penelitian sebanyak 47 persen orang yang terbiasa bertani, kemudian meninggalkan pertanian, akhirnya terjebak dalam kemiskinan. “Sehingga bagaimana agar meningkatkan nilai tambah pertanian,” lanjut dia.

Kemudian uaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Diantaranya dengan adanya sekolah vokasi. Karena yang terjadi banyak lulusan menjadi pengangguran, karena lulusan tidak memenuhi kebutuhan pasar. “Harapan saya, kita tidak usah berfikir keluar, karena Trenggalek punya potensi. Jadi picu para pemuda untuk punya wawasan kewirausahaan, tingkatkan kualitas, dan pendidikan yang berkelanjutan bagi anak kurang mampu,” ucap Widaryatmo.

Ketua GP Ansor yang akrab disapa Gus Zakki menjelaskan kemiskinan dari sisi fikih Islam. Dimana orang miskin adalah orangbyang punya pekerjaan, tapi tidak bisa memenuhi kebutuhan. Sedangkan orang fakir adalah orang yang sama sekali tidak berpenghasilan karena tidak punya pekerjaan. Gus Zakki menyinggung pengentasan kemiskinan melalui zakat.

Dia juga mengkaji dari riwayat Rasul Muhammad SAW, dimana di usia 25 tahun sudah menikah dengan Siti Khadijah yang dikenal lewat usaha dagang. Dari situ diketahui bahwa rasul sendiri sudah menjalankan usaha sebelum usia 25 tahun. Karena itulah Gus Zakki menilai ada potensi besar bagi pemuda untuk mulai menjalankan usaha menggerakkan usaha agar tidak jatuh dalam kemiskinan.

“Karena pemuda masih idealis. Mereka yang belum berkeluarga belum ounya tanggungan, sehingga mereka lebih produktif. Jangan biarkan pemuda menganggur, beri kesempatan akses pekerjaan dan ekonomi sejak dini,” ucap Gus Zakki.

Sementara Bidang Pemberdayaan Pemuda Muhammadiyah Trenggalek Gunawan menyampaikan program yang sedang dikerjakan organisasinya diantaranya pemetaan pasar dan konsolidasi produk unggulan. Dia juga menilai uaya Pemkab Trenggalek menghadirkan Galeri Gemilang yang ternyata belum berfungsi maksimal, karena kurang memberikan akses bagi pelaku UMKM terutama yang bermodal kecil untuk bisa mengakses pasar di tempat tersebut.

Sedangkan Bambang Puji mengajak para pemuda untuk lebih berperan dalam membantu Pemkab Trenggalek, untuk peka terhadap permasalahan sosial dan turut berperan memberi solusi sekaligus memberikan kritik atas upaya pengentasan kemiskinan. Seperti yang dilakukannya bersama komunitas IST beberapa tahun terakhir.

Kegiatan diskusi publik ini diselenggarakan oleh BAPPEDALITBANG selaku Sekretariat SDGs Kabupaten Trenggalek. “Kegiatan ini merupakan rangkaian penyelenggaraan Trenggalek Innovation Festival (TIF) 2019, melalui diskusi publik ini diharapkan kolaborasi dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan dapat segera terwujud. Pemuda harusnya bukan hanya menjadi objek melainkan Subjek Utama dalam pengentasan kemiskinan. Agenda utama Program GERTAK ke depan adalah penumbuhan wirausaha baru dimana akan diprioritaskan dari keluarga miskin. Untuk itu kita ingin menjalin kerjasama dengan organisasi kepemudaan dan komunitas pemuda untuk mewujudkannya” ujar Akbar Novianto Hadaningputra selaku Kabid. Perencanaan Sosial, Budaya dan Pemerintahan BAPPEDALITBANG.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.