Kabupaten Trenggalek tahun ini kembali menggelar Musyawarah Perempuan, Anak, Disabilitas, dan Kelompok Rentan Lainnya (Musrena Keren) Kabupaten Trenggalek, Rabu (10/3). Seperti penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, acara yang bertempat di kompleks Pendopo Manggala Praja Nugraha ini merupakan wadah untuk mengakomodir usulan pembangunan dari masyarakat utamanya dari kelompok wanita, anak, disabilitas dan kelompok rentan lain. Tujuannya ialah untuk menjadi perwujudan komitmen menjadikan Kabupaten Trenggalek sebagai Kabupaten yang inklusif. Hal ini juga sekaligus menjadi pelaksanaan dari Visi Kabupaten Trenggalek 2021-2026 yakni terwujudnya Kabupaten Trenggalek yang maju melalui ekonomi inklusi, sumberdaya manusia yang kreatif, dan pembangunan berkelanjutan. Musrena Keren tahun ini dilaksanakan secara luring dan daring yang diikuti oleh semua stakeholder, yakni akademisi, pemerintah, swasta, media dan juga masyarakat.
Plt Kepala Bappedalitbang, Sudarsono, S.E., M.Si dalam laporannya menyampaikan bahwa pelaksanaan Msurena Keren Kabupaten merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan Musrena Keren Kecamatan yang sebelumnya telah dilaksanakan di 14 Kecamatan di Kabupaten Trenggalek. Dalam acara ini juga turut mengundang. Beliau juga menyatakan bahwa Musrena Keren ini juga sejalan dengan amanat UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa semua kelompok masyarakat tidak ada yang tertinggal dalam hal pembangunan. “Jadi Musrena Keren ini tidak berdiri sendiri melainkan bagian dari sistem perencanaan yang berupaya untuk mengakomodir usulan semua kelompok dalam pembangunan di Kabupaten Trenggalek,” ungkap beliau.
Menyambung pernyataan Plt Kepala Bappedalitbang, Bupati Trenggalek memerintahkan bahwa setiap OPD harus memiliki komitmen untuk menjalankan usulan hasil rekomendasi dari Musrena Keren ini semaksimal mungkin. Beliau menegaskan bahwa pembangunan inklusif bukanlah konsep yang baru lahir melainkan sudah sejak lama. “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia bagi saya itu adalah inklusif,” tegas pria yang akrab disapa Gus Ipin ini. Menurut beliau Indonesia sebenarnya sudah bercita-cita untuk mengakomodir segala kebutuhan masyarakat tanpa terkecuali yang mana memiliki konsep yang sama dengan inklusifitas. Untuk itu beliau kembali menegaskan dan berharap semua OPD untuk berkolaborasi dan tidak ada ego sektoral.
Acara ini juga beragendakan Deklarasi Pencegahan Perkawinan Anak dan Penandatanganan Komitmen Bersama Pencegahan Perkawinan Anak antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Trenggalek.
Selanjutnya juga terdapat diskusi panel yang menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Bupati Trenggalek, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Chief of Field Office Java and Bali UNICEF Indonesia, dan Yayasan SAPDA. Setelah dikusi panel kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi usulan kelompok yang dibagi kedalam 3 kelompok yakni kelompok perempuan, kelompok anak serta kelompok disabilitas dan kelompok rentan lainnya. Usulan-usulan tersebut kemudian dibahas dan akan disampaikan dalam Musrenbang Kabupaten Trenggalek.