Angka Kemiskinan dan Pengangguran Turun, Kebahagiaan Masyarakat Meningkat

BPS dan LPPM-UB Rilis Beberapa Capaian Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tahun 2019
Melalui beberapa program unggulan daerah seperti Smart Regency, Pertanian Terpadu Plus, Trenggalek Membangun, Trenggalek GEMILANG dan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan), Pemerintah Kabupaten Trenggalek mampu menunjukkan kinerja pembangunan yang signifikan. Keberhasilan ini dapat dilihat dari capaian indikator kinerja pembangunan daerah 2019. Diantaranya meliputi Angka Kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka, Indeks Kebahagiaan, Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender, Indeks Pemberdayaan Gender, Indeks Minat Baca dan Indeks Kesalehan Sosial.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Trenggalek, untuk angka kemiskinan di tahun 2019 jumlah penduduk miskin, yaitu penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, di Kabupaten Trenggalek mencapai 76,44 ribu orang (10,98 persen). Berkurang 7,06 ribu orang (1,04 persen poin) jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2018 yang sebesar 83,50 ribu orang (12,02 persen). “Ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Daerah sangat bagus dalam upaya percepatan pengentasan kemiskinan. Program GERTAK ini memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan. Ke depan penanganan terhadap penduduk miskin ini perlu kita lihat siapa – siapa saja orang itu. Kalau dari BPS hanya secara melihat dari secara makro, mungkin dari sisi pendidikannya, apakah kebanyakan dari SD. Oleh karena itu orang – orang dari lulusan SD dan miskin ini dengan program dari pemerintah apakah pekerjaan – perkerjaan yang bisa menyerap mereka, sehingga mereka bisa diberdayakan dan bisa meningkatkan taraf hidupnya,” ucap Kepala BPS Trenggalek Joko Santoso, SE, MSi.

Sementara untuk Tingkat Pengangguran terbuka (TPT), dalam satu tahun terakhir, pengangguran berkurang 3.383 orang, sejalan dengan penurunan TPT dari 4,17 persen pada Agustus 2018 menjadi 3,43 persen pada Agustus 2019. Dari angka tersebut TPT dari SMA Kejuruan masih mendominasi diantara tingkat pendidikan yang lain, yaitu sebesar 11,09 persen, disusul oleh TPT untuk SMA umum sebesar 4,61 persen. “Penurunan ini tentunya juga berkaitan dengan program yang telah dilaksanakan pemerintah daerah seperti Job fair, kemudian pembukaan lapangan kerja baru dengan peningkatan UMKM yang penyerapan tenaga kerjanya cukup lumayan, sehingga bisa menekan angka pengangguran,” lanjut Joko.
Selanjutnya Tim Peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM-UB) merilis Kajian Pengukuran Indeks Kesejahteraan Sosial Kabupaten Trenggalek tahun 2019 yang meliputi beberapa indeks yaitu: 1) Indeks Kebahagiaan (IK); 2) Indeks Minat Baca (IMB); 3) Indeks Pembangunan Gender (IPG); Indeks Pemberdayaan Gender (IDG); dan 5) Indeks Keshalihan Sosial (IKS). Range nilai indeks berkisar dari angka 0 – 100 semakin mendekati nilai 100 berarti menunjukkan nilai indeks yang semakin bagus. Sedangkan yang berbeda adalah nilai indeks minat baca dimana memiliki range antara 0 – 4 semakin mendekati nilai 4 semakin bagus.

Ferry Dwi Riyanto (Tim Peneliti LPPM UB) menjelaskan Hasil Survei dari beberapa indeks kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut:
Indeks Kebahagiaan (IK)
Pada tahun 2019 menunjukkan nilai IK sebesar 68.93 indeks ini naik 0.20 dari sebelumnya tahun 2018 yang sebesar 68.73. Sedangkan tahun-tahun sebelumnya tahun 2017 sebesar 65.11 dan tahun 2016 sebesar 60.95. Dengan demikian sepanjang tahun IK mengalami peningkatan nilai indeks. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Trenggalek memiliki nilai indeks kebahagiaan pada kategori Bahagia. Nilai indeks kebahagiaan yang dirasakan masyarakat adalah yang berkaitan dengan aspek hubungan sosial masyarakat (75.50), aspek keharmonisan antara anggota keluarga (75.34), dan aspek keamanan lingkungan (75.27) dan aspek kesehatan (71.59).


Indeks Minat Baca (IMB)
Pada tahun 2019 menunjukkan nilai IMB sebesar 2.55, nilai ini mengalami kenaikan signifikan dibandung dengan IMB dua tahun terakhir 2017-2018 yang sebesar 2.41, kenaikan ini karena survey memperhitungan Aspek digital literasi, sebagaimana kita ketahui bahwa digitalisasi dan internet menjadi unsur penting dalam perkembangan Industry 4.0. Sehingga secara umum IMB mengalami trend kenaikan dari tahun 2016 – 2019. IMB sebesar 2.55 merupakan kategori Cukup. Artinya masyarakat Kabupaten Trenggalek memiliki kecenderungan cukup atau menengah dalam intesitas minat untuk membaca literasi. Sedangkan persebaran minat baca masyarakat Kabupaten Trenggalek sebanyak 31 persen berada di kategori minat yang tinggi, 60 persen berada dikategori minat cukup/sedang, dan 9 persen kategori minat rendah.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Pada tahun 2019 nilai IPM sebesar 68.92, angka ini meningkat jika dibandingkan IPM tahun 2018 yang sebesar 68.81. Jika berdasarkan jenis gender, nilai agregat IPM laki-laki dan perempuan juga mengalami peningkatan IPM laki-laki sebesar 71.35 dan IPM perempuan sebesar 66.48. Sedangkan untuk nilai IPG Kabupaten Trenggalek tahun 2019 sebesar 93.17. Angka ini stagnan jika dillihat pada tahun 2018 namun jika dibandingkan tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 0.03. Dengan nilai IPG sebesar 93.17 mendekati angka 100 mengartikan bahwa penduduk perempuan dan laki-laki di Kabupaten Trenggalek memiliki tingkat kesetaraan yang sama dalam aspek kesehatan, pendidikan dan tingkat pengeluaran.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Pada tahun 2019 merupakan survey nilai IDG yang kali kedua menunjukkan nilai IDG sebesar 69.05, angka ini naik signifikan sebesar 0.81 dimana tahun 2018 nilai IDG sebesar 68.24. Nilai IDG 69.05 merupakan kategori Cukup Tinggi. Namun masih dibawah nilai IDG provinsi sebesar 69.71 tahun 2018 dan nilai IDG nasional sebesar 72.10 tahun 2018. Sedangkan jika dilihat dari nilai dimensi atau komponen penyusun IDG berturut-turut dari yang paling tinggi adalah dimensi perempuan sebagai tenaga professional sebesar 47.25%, dimensi sumbangan pendapatan perempuan sebesar 40.17% dan dimensi keterlibatan perempuan di parlemen sebesar 12.59% dimensi ketiga ini sedikit mengalami penurunan sebesar 2,3 persen. Dengan demikian dapat diartikan bahwa masyarakat perempuan di Kabupaten Trenggalek sudah mengalami peningkatan pemberdayaan dan kesetaraan jika dibanding dengan laki-laki terutama dalam tiga dimensi tersebut.

Indeks Keshalihan Sosial (IKS)
Pada tahun 2019 nilai IKS sebesar 59.74 dimana tahun 2019 merupakan survey yang kali kedua. Nilai IKS mengalami kenaikan jika dibandingkan 2018. Tahun 2018 nilai IKS sebesar 59.47. Nilai tersebut merupakan kategori Cukup/Sedang. Sedangkan berdasarkan nilai indikator penyusun IKS, ketiga indikator yang paling tinggi kontribusinya terhadap IKS adalah : sikap peduli terhadap lingkungan, keterlibatan masyarakat dalam menjaga konservasi lingkungan dan Sikap memberi atau bantuan terhadap sesama.
Sementara Kepala Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan BAPPEDALITBANG, Akbar Novianto Hadaningputra, S.Pi, M.Si dalam keterangannya menjelaskan “Capaian ini patut disyukuri, karena menunjukkan bahwa program pembangunan di Trenggalek sudah berdampak pada kesejahteraan masyarakat terutama dalam penurunan angka kemiskinan dan pengangguran”. Bahkan untuk laju penurunan kemiskinan di Trenggalek termasuk yang terbaik di Jawa Timur (turun 1,04 persen point) dan kini Program GERTAK menjadi referensi nasional dalam pengentasan kemiskinan.
“Lebih dari 20 Kabupaten/Kota di Tahun 2019 ini yang telah mengadakan studi referensi di Kabupaten Trenggalek terkait Program GERTAK. Hal ini menjadi semangat kita untuk terus berinovasi. Jika laju ini kita pertahankan tahun depan, angka kemiskinan tahun depan bisa mencapai 1 digit atau di bawah 10 persen” ujar Akbar (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.