Oleh : Malik (IAIN Tulung Agung) dan Alqoma Subkhi (Fungsional Perencana Ahli Pertama )
TRENGGALEK – Rabu (15/01/2020) Bappedalitbang melaluiBidang Perencanaan PerekonomianKasubid mengundang pendamping kegiatan Anti Poverty Program (APP) untuk melakukan evaluasi kegiatan pendampingan 2019 dan merencanakan persiapan kegiatan pendampingan 2020. Pembahasan dilakukan di Ruang rapat Nakula Sadewa Bappedalitbang Kab. Trenggalek dan dihadiri oleh lima pendamping kegiatan APP.
Dalam rangka mendukung program APP di kabupaten trenggalek yang ditujukan untuk memberantas kemiskinan, maka dibutuhkan sinegritas dari para pelaku APP yang terkait didalamnya.
Kepala Bappedalitbang meminta untuk mengevaluasi semua bawahan yang terkait dalam upaya pemberantasan masyarakat miskin, untuk terjalinnya suatu kesejahteraan masyarakat setempat. Harapan kepala Bappedalitbang sendiri adalah untuk memberikan pendamping-pendamping yang berpotensi untuk memajukan perekonomian masyarakat Trenggalek. Di samping itu peran penting pendamping utuk memberikan ilmu yang mereka dapatkan untuk dapat di praktekan kepada masyarakat lainnya. Hal ini sangat penting dalam upaya pemberantasan masyarakat miskin dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Berikut adalah hassil catatan pendampingan APP setiap urusan :
Bidang pertanian : Suksesnya bidang pertanian bukan hanya dari segi pertanian padi semata, namun juga dapat membuat inovasi lain dalam pertanian. Seperti halnya menanam jagung, singkong, bahkan juga porang. Namun ada kendala yang dihadapi dalam penanaman porang tersebut, antara lain harganya yang tidak konsisten dari petani porang. Selain porang sendiri ada juga petani cincau yang membuat harganya tidak konsisten adalah dari kelakuan petaninya sendiri. Dari semua kendala itu masih banyak petani-petani yang berbuat jujur untuk pertanian mereka. Di kecamatan Pule dan Watulimo banyak petani yang sudah keluar dari garis kemiskinan.
Bidang peternakan : Dalam bidang ini masyarakat memanfaatkan dengan baik apa yang di berikan oleh pemerintah kabupaten Trenggalek. Di pomkas sendiri ada yang mengadakan kegiatan koperasi bagi kelompok-kelompok tersebut, dari hasil peternakan yang berupa susu kambing sendiri sudah dikembangkan menjadi makanan ringan yang rasanya tak kalah saing dengan yang lainnya.
Bidang perikanan : Adanya pemanfaatan masyarakat terkait pemberian dari pemerintah kabupaten maupun provinsi, yang berupa tambak ikan. Masyarakat sendiri mulai mengisi kolam-kolam tersebut dengan budidaya ikan lele. Yang selanjutnya dari ikan lele itu dikembangkan lagi menjadi ikan asap dan juga dijual dalam kondisi yang fresh. Dari tahun ke tahun peningkatan perekonimiannya pun meningkat dan sudah banyak yang keluar dari garis kemiskinan.
Bidang perkebunan : Ada kendala yang dihadapi dalam pemberian benih kopi di masyarakat khususnya di daerah ngares. Mereka mengalami kendala di cuaca yaitu kekurangan air, namun hal itu tidak menjadi masalah, karena saat bibit datang bersamaan dengan turunnya hujan di daerah tersebut. Produk yang dikembangkan dari biji kopi ini sendiri sudah dipasarkan di galeri yang ada di kabupaten Trenggalek dengan nama “NM coffe“.
Bidang perindustrian : Di kecamatan kampak dan munjungan sudah mulai membuat produk gula yang tidak terbuat dari tebu melainkan gula semut. Namun ada kendala di sektor ini tepatnya di daerah kampak. Masyarakat kampak sendiri kurang begitu bergerak dalam pengolahan produk ini, pasalnya bila produk ini habis mereka tidak/kurang peduli bila tidak ada yang mengerakkan untuk mulai berindustri. Lain halnya di kecamatan munjungan masyarakatnya aktif dan mau bergerak sendiri tanpa disuruhpun, karena mereka berkeinginan untuk mau berusaha dan memajukan perekonomian mereka.
Jika ini baik, benar, bermanfaat, sebarkanlah.
Apabila ada saran dan perbaikan terkait tulisan ini, maka dapat menghubungi penulis,
(Ed: Stafbid Perencanaan Perekonomian)