Koordinasikan Penurunan Stunting, Bappedlitbang Selenggarakan Bimbingan Teknis Pengisian Dashboard Pelaporan Aksi Konvergensi

Pemerintah memiliki komitmen untuk mencegah dan menurunkan stunting sebagaimana telah ditetapkan arahan agar dalam menangani permasalahan stunting dilakukan secara terpadu dan dengan pendekatan multi sektor melalui sinkronisasi program-program nasional, lokal, masyarakat ditingkat pusat dan daerah

Kabupaten Trenggalek yang mana merupakan lokasi prioritas pencegahan dan penanganan Stunting sejak tahun 2018 terus berupaya untuk melaksanakan aksi konvergensi penurunan stunting. Salah satunya pada hari ini (14/07) melaksanakan Bimbingan Teknis Pengisian Dashboard Pelaporan Aksi Konvergensi. Acara ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi terkait pengisian data-data upaya aksi percepatan penurunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ke dalam aplikasi dashboard yang dikembangkan oleh Ditjen Bina Bangda Kemeterian Dalam Negeri.

Acara yang dipimpin oleh Ririn Fitriani, SE, M.AP, Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia ini mengundang Bagus B Affandri. Beliau merupakan Management Data dan Informasi System Specialist-1 Region 3 Surabaya dari Tim Local Government Capacity Building for Acceleration of Stunting Reduction (LGCB-ASR) Regional 3, Ditjen Bina Bangda Kementerian Dalam Negeri

Dalam sambutannya, Ririn Fitriani, SE, M.AP menyampaiakan bahwa saat ini menurut SSGI angka prevalensi stunting Trenggalek sebesar 18,10. Dimana angka ini lebih baik dari angka Jawa Timur dan berada di urutan 14 daerah dengan angka prevalensi terendah di Jawa Timur. Walaupun begitu angka ini belum memenuhi target nasional yaitu 14% ditahun 2024. Namun beliau menambahkan apabila menggunakan perhitungan hasil bulan penimbangan, angka prevalensi Trenggalek sebesar 9,70%. Beliau juga mengingkatkan kembali agar data stunting ini dijadikan salah satu pedoman Perangkat Daerah dalam merumuskan perencanaan terutama dalam penentuan lokasi pelaksanaan kegiatan.

“Apabila pilar 3 (Strategi Nasional Pencegahan Stunting) ini berjalan dengan maka masalah stunting akan dapat diatasi”, ucap Bagus B Affandri dalam paparannya.

Beliau menjelaskan bahwa terdapat 29 indikator utama ansit (layanan esensial) dalam aksi penurunan stunting. Dimana masing masing indikator tersebut diampu oleh masing-masing Perangkat Daerah. Mengingat dalam penanggulangan permasalahan gizi, intervensi sensitif memiliki kontribusi sebesar 70 persen sementara intervensi spesifik menyumbang sekitar 30 persennya. Sehingga beliau berharap semakin banyak Perangkat daerah yang terlibat dalam upaya ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.